Sabtu, 18 Oktober 2014

Sistem Manajemen & Sistem Organisasi dari perusahaan yang bergerak di industri teknologi

Sistem Manajemen pada PT Telkom

Sistem Pengelolaan Kinerja
Untuk mewujudkan komitmen penerapan tata kelola Perusahaan yang baik khususnya penerapan prinsip akuntabilitas, Telkom mengelola pertanggungjawaban kinerja karyawan dalam sebuah Sistem manajemen Performansi Karyawan sesuai yang diatur pada kebijakan Perusahaan Kd.66/2006. Sesuai dengan maksud dan tujuan kebijakan ini, maka azas obyektif adil dan transparan diterapkan mengacu pada pedoman pengukuran dan penilaian kinerja yang bertanggung jawab dalam mekanisme kontrak manajemen, penetapan indikator kinerja sesuai ruang lingkup tugas dan peran unit dan individu di organisasi dan penetapan target yang disepakati mengacu pada target kinerja Perusahaan yang telah ditetapkan dalam rencana Perusahaan.
Target kinerja disusun berdasarkan rencana Perusahaan dan diturunkan secara berjenjang ditingkat unit, sub unit sampai dengan karyawan dengan memperhatikan prinsip Specific, Measurable, Achievable, Realistic, dan Time Related (“SmART”), sedangkan evaluasinya dilakukan secara berkala (harian, mingguan, bulanan, triwulan, tahunan) sesuai indikator kinerja yang diukur dalam mekanisme penelaahan manajemen, yang didukung beberapa aplikasi secara online.
Penerapan kontrak manajemen yang ditetapkan dengan basis balanced scorecard digunakan untuk menilai pertanggungjawaban kinerja direksi, pemimpin tertinggi, pemimpin senior/unit dan karyawan dan selanjutnya menjadi acuan penetapan remunerasi. Evaluasi kontrak manajemen dilakukan setiap triwulan yang pencapaiannya diukur melalui aplikasi pedoman kinerja. Pada tahun 2011, sistem ini tetap dipertahankan dan terus disempurnakan kualitasnya dari waktu ke waktu.

Sistem Organisasi pada PT Telkom

STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN
Sebagai bagian dari implementasi transformasi bisnis Perusahaan menjadi penyelenggara layanan TIME, Telkom telah melakukan penataan organisasi untuk memastikan sustainable competitive growth.
Pada “tahun 2011”, Telkom telah melakukan penyesuaian tugas dan fungsi pada beberapa unit strategis yaitu:
a.   Mengubah nama Direktorat IT, Solution & Supply menjadi Direktorat IT, Solution & Strategic Portfolio menyusul penambahan fungsi Strategic Investment & Corporate Planning yang merupakan implikasi dari diintegrasikannya unitStrategic Investment & Corporate Planning ke dalam direktorat tersebut untuk mengkondisikan penyelarasan prosescorporate planning & strategic investment. Kemudian agar lebih fokus pada pengelolaan IT, Service serta Strategic Planning & Strategic Portfolio, terdapat pengalihan beberapa fungsi dari direktorat ini kepada direktorat lain, yaitu pengalihan fungsi supply management yang terdiri dari supply planning & control serta supply center kepada Direktorat Compliance & Risk Management. Pengalihan fungsi ini membantu Direktorat IT, Solution & Strategic Portfolio untuk fokus pada pelaksanaan fungsinya.
b. Penambahan fungsi supply management pada Direktorat Compliance & Risk Management dilakukan dengan tujuan untuk menyelaraskan proses supply management dengan proses compliance dan perimbangan beban kerja direktorat.
c.    Perubahan struktur organisasi Internal Audit yang diselaraskan dengan kebutuhan proses audit secara komprehensif (end to end).
d.    Penggabungan Departemen Corporate Communication dan Departemen Corporate Affair untuk memastikan proses kerja yang lebih efektif dan efisien.



Berikut ini adalah struktur organisasi Telkom yang berlaku selama tahun 2011:


Nama Direktorat

Fungsi dan Wewenang
Direktorat Keuangan
Fokus pada pengelolaan keuangan Perusahaan serta mengendalikan operasi keuangan secara terpusat melalui unit Finance, Billing & Collection Center.
Direktorat Human Capital & General Affair
Fokus pada manajemen SDM Perusahaan serta penyelenggaraan operasional SDM secara terpusat melalui unit Human Resources Center, serta pengendalian operasi unit: Learning Center, HR Assessment Center, Management Consulting Center dan Community Development Center.
Direktorat Network & Solution
Fokus pada pengelolaan Infrastructure Planning & Development, Network Operation Policy, dan pengendalian operasional infrastruktur melalui Divisi Infrastruktur Telekomunikasi, Divisi Access, dan Maintenance Service Center.
Direktorat Konsumer
Fokus dalam pengelolaan bisnis segmen konsumer serta pengendalian operasi Divisi Consumer Services Barat dan Divisi Consumer Services Timur serta Divisi Telkom Flexi.
Direktorat Enterprise & Wholesale
Fokus pada pengelolaan bisnis segmen Enterprise & Wholesale serta pengelolaan Divisi Enterprise Service, Divisi Business Service dan Divisi Carrier & Interconnection Service.
Direktorat Compliance & Risk Management
Fokus pada pengelolaan fungsi Risk Management, Legal dan Compliance, Business Effectiveness, Security &Safety, dan Supply Planning & Control, serta pengendalian operasi unit Supply Center.
Direktorat IT, Solution & Strategic Portfolio (IT, SSP)
Fokus pada pengelolaan IT Strategy & Policy, Service Strategy & Tariff, dan pengelolaan fungsi Strategic Investment & Corporate Planning, serta pengendalian operasi unit-unit: Divisi Multimedia, Information System Center serta R&D Center.

Sumber :

Hubungan antara Manajemen, Organisasi, dan Tata Kerja

A. Manajemen dan Organisasi

Manajemen adalah proses kegiatan pencapaian tujuan melalui kerjasama antar manusia. Rumusan tersebut mengandung pengertian adanya hubungan timbal balik antara kegiatan dan kerjasama disatu pihak dengan tujuan di pihak lain.

Untuk dapat mencapai tujuan tersebut maka perlu dibentuk suatu organisasi yang pada pokoknya secara fungsional dapat diartikan sebagai sekelompok manusia yang dipersatukan dalam suatu kerjasama yang efisien untuk mencapai tujuan. Sehingga dapat dikatakan bahwa fungsi organisasi adalah sebagai alat dari manajemen untuk mencapai tujuan. Jadi, dalam rangka manajemen maka harus ada organisasi, demikian eratnya dan kekalnya (consistency) hubungan antara manajemen dan organisasi.

B. Manajemen dan Tata Kerja

Tata kerja atau metode adalah satu cara bagaimana (how) agar sumber – sumber dan waktu yang tersedia dan amat diperlukan dapat dimanfaatkan dengan tepat sehingga proses kegiatan manajemen dapat dilaksanakan dengan tepat pula.

Dengan tata kerja yang tepat mengandung arti bahwa proses kegiatan pencapaian tujuan sudah dilakukan secara ilmiah dan praktis, disamping itu pemakaian tata kerja yang tepat pada pokoknya ditujukan untuk :

a) Menghindari terjadinya pemborosan di dalam penyalahgunaan sumber-sumber dan waktu yang tersedia.

b) Menghindari kemacetan-kemacetan dan kesimpangsiuran dalam proses pencapaian tujuan.

c) Menjamin adanya pembagian kerja, waktu dan koordinasi yang tepat.


Jadi hubungan antara manajemen dan tata kerja dapat dilukiskan seperti dibawah ini : Manajemen : Menjelaskan perlunya ada proses kegiatan dan pendayagunaan sumber-sumber serta waktu sebagai faktor-faktor yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan demi tercapainya tujuan.

Tata Kerja : Menjelaskan bagaimana proses kegiatan itu harus dilaksanakan sesuai dengan sumber-sumber dan waktu yang tersedia.

C. Manajemen, Organisasi, dan Tata Kerja

Eratnya hubungan atau hubungan timbal balik antara ketiga hal tersebut adalah sebagai berikut :

a) Manajemen : Proses kegiatan pencapaian tujuan melalui kerjasama antar manusia.

b) Organisasi : Alat bagi pencapaian tujuan tersebut dan alat bagi pengelompokkan kerjasama.

c) Tata kerja : Pola cara-cara bagaimana kegiatan dan kerjasama tersebut harus dilaksanakan sehingga tujuan tercapai secara efisien.

Dari konsep tersebut, jelaslah bahwa baik manajemen, organisasi maupun tata kerja ketiganya diarahkan kepada tercapainya tujuan.

“Hubungan antara Manajemen, Organisasi, dan Tata Kerja itu saling terkait untuk mencapai suatu tujuan. Seandainya diantara ketiga hal tersebut tidak ada, apa yang akan terjadi? Apakah tujuan tersebut akan tercapai? Tentu tidak. Karna Manajemen itu cara mencapai tujuan melalui kerjasama antar manusia yang melalui Organisasi sebagai alatnya dan Tata Kerja adalah bagaimana kita mengatur pola kerja yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan secara efisien.”

Sumber :

Ciri-ciri dan Unsur-unsur Organisasi

Ilmu organisasi merupakan ilmu yang penting dimiliki, karena dalam kehidupan kita tidak lepas dari organisasi. Di mulai dari lingkungan yang sederhana dari keluarga, hingga struktur yang rumit seperti organisasi pemerintahan.
Adapun ciri-ciri organisasi:
– Mempunyai tujuan & sasaran
– Mempunyai keterikatan format dan tata tertib yang harus ditaati
– Adanya kerja sama dari sekelompok orang
– Mempunyai koordinasi tugas dan wewenang

UNSUR-UNSUR ORGANSASI
Setiap bentuk organisasi akan mempunyai unsur-unsur tertentu, yang antara lain sebagai berikut:

Man
Man (orang-orang), dalam kehidupan organisasi atau ketatalembagaan sering disebut dengan istilah pegawai atau personnel. Pegawai atau personnel terdiri dari semua anggota atau warga organisasi, yang menurut fungsi dan tingkatannya terdiri dari unsur pimpinan (administrator) sebagai unsur pimpinan tertinggi dalam organisasi, para manajer yang memimpin suatu unit satuan kerja sesuai dengan fungsinya masing-masing dan para pekerja (nonmanagement/workers). Semua itu secara bersama-sama merupakan kekuatan manusiawi (man power) organisasi.

Kerjasama
Kerjasama merupakan suatu perbuatan bantu-membantu akan suatu perbuatan yang dilakukan secara bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama. Oleh karena itu, semua anggota atau semua warga yang menurut tingkatan-tingkatannya dibedakan menjadi administrator, manajer, dan pekerja (workers), secara bersama-sama merupakan kekuatan manusiawi (man power) organisasi.

Tujuan Bersama
Tujuan merupakan arah atau sasaran yang dicapai. Tujuan menggambarkan tentang apa yang akan dicapai atau yang diharapkan. Tujuan merupakan titik akhir tentang apa yang harus dikerjakan. Tujuan juga menggambarkan tentang apa yang harus dicapai melalui prosedur, program, pola (network).

Peralatan (Equipment)
Unsur yang keempat adalah peralatan atau equipment yang terdiri dari semua sarana, berupa materi, mesin-mesin, uang, dan barang modal lainnya (tanah, gedung/bangunan/kantor).

Lingkungan (Environment)
Faktor lingkungan misalnya keadaan sosial, budaya, ekonomi, dan teknologi. kebijaksanaan (policy), strategi, anggaran (budgeting), dan peraturan-peraturan (regulation) yang telah ditetapkan. Dan juga beberapa tujuan tertentu,

Organisasi itu mempunyai tujuan & sasaran, jika tidak ada hal tersebut apakah mungkin menjadi suatu organisasi? benarkan? Tujuan organisasi merupakan kebutuhan yang ingin dipenuhi dalam jangka waktu tertentu & sasaran merupakan bagian yang integral dalam proses mencapai keberhasilan organisasi.”

Sumber :

~ http://maliqren.wordpress.com/2011/11/27/ciri-ciri-organisasi/

Rabu, 15 Oktober 2014

MODEL DATA WAREHOUSE DENGAN SERVICE ORIENTED ARCHITECTURE UNTUK MENUNJANG SISTEM INFORMASI EKSEKUTIF

Secara umum sebagian besar data warehouse dikembangkan dengan teknologi lama, yaitu bentuk direct data access. Dewasa ini data warehouse sudah menggunakan arsitektur ServiceOriented Architecture(SOA) yang menyediakan akses data melalui middleware (akses tidak langsung). Penelitian ini bertujuan tidak hanya mengoptimalkan SOA dalam data warehouse, tapi juga mengintegrasikan kebutuhan sistem informasi eksekutif dalam strukturdata warehouse. Metode pengembangan data warehouseini akan menggunakan pendekatan Business Life Cycle.

Latar Belakang
Tipe informasi strategis merupakan informasi yang terintegrasi dan bersifat strategis karenadibutuhkan untuk keputusan manajemen yang berdampak pada
keberlangsungan suatu lembaga pendidikan.Penggunaan data operasional harian sebagai
sumber informasi eksekutif tidak memberikan nilai yang memadai, hal ini
dikarenakan data operasional memiliki volume yang besar dan tidak memiliki
format atau struktur yang sesuai dengan kebutuhan informasi eksekutif yang ingin
digunakan. Pihak manajemen eksekutif telah memiliki sistem informasi eksekutif yang membantu untuk menentukan kebijakan, sistem informasi eksekutif yang dimaksud masih
menggunakan bentuk akses data secara langsung (direct access) dengan DBMS sehingga memiliki tingkat modularitas yang rendah, terikat pada legacy system dan memiliki keamanan yang bergantung penuh pada software DBMS. Sebagai solusi dari permasalahan tersebut, diperlukan sebuah model data warehouse akademik yang memungkinkan manajemen data yang lebih efektif sebagai komponen sistem informasi eksekutif yang menghasilkan informasi strategis dengan cepat dan akurat. Untuk mengantisipasi kebutuhan akses informasi oleh end application yang berbeda-beda, dan independen terhadap jenis DBMS, model distribusi akan menggunakan pendekatan service oriented architecture (SOA), secara khususnya dalam bentuk web services. Dengan pendekatan SOA, layanan penyediaan informasi akan memiliki skalabilitas, keamanan dan modularitas yang lebih baik.

Eksekutif
Dari sudut pandang organisasi, eksekutif ialah orang atau kelompok orang yang memiliki kewenangan administratif atau pengawasan dalam suatu organisasi. Umumnya merupakan manajer senior yang membuat perencanaan dan kebijakan perusahaan. Eksekutif memiliki 5 fungsi utama, yaitu merencanakan (planning), mengorganisasikan (organizing), menyusun staf (staffing), mengarahkan(directing), dan mengendalikan (controlling).

Executive Information System
Disebut juga sebagai Executive Support System (ESS) merupakan salah satu bentuk sistem informasi yang disusun dari banyak sumber data dalam bentuk summary yang dipergunakan oleh pihak manajemen senior untuk melakukan monitor performance, assessment dan pengembangan strategi bisnis . Untuk memenuhi fungsinya, EIS memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. dibuat secara spesifik untuk seorang eksekutif.
2. akan digunakan langsung oleh eksekutif tanpa perantara.
3. mampu melakukan proses ekstrak, menyaring (filter), menyingkat dan melacak “critical data”.
4. mengakses dan mengintegrasikan data internal dan eksternal.
5. bersifat user friendly. Format data yang disediakan oleh EIS harus memenuhi kebutuhan pihak eksekutif. Berikut adalah karakteristik data yang harus didukung oleh EIS:
1. Highly summarized data
2. Drill down dan drill up.
3. Integrasi data dari basis data yang
berbeda – beda.
4. trend jangka panjang,
5. Dapat mengakses data eksternal
6. Informasi yang disampaikan dalam bentuk faktor penentu kesuksesan (critical success factors)

Data warehouse
Data warehouse merupakan jantung dan pondasi dari semua proses EIS karena memiliki satu sumber data terintegrasi dengan tingkat granularitas yang tepat . Data warehouse juga dapat didefinisikan dengan dua asumsi implisit, yaitu :

1. Sebuah database yang mendukung sistem pendukung keputusan dan dimaintain secara terpisah dari database operasional perusahaan

2. Sebuah database yang mendukung pemrosesan informasi dengan menyediakan platform yang terintegrasi dan data historis untuk melakukan analisis. Proses-proses dalam pengembangan data
warehouse ialah ETL (Extract-Transform-Loading). Extract ialah seluruh proses yang berikaitan dengan pengambilan dan pengumpulan data (termasuk data dari luar yang dibutuhkan, seperti kode prefix telepon daerah). Transform ialah proses penyiapan data agar sesuai dengan kebutuhan seperti pembersihan, decoding dan integrasi. Loading adalah proses penyimpanan dan pengorganisasian data pada struktur data warehouse yang telah ada.

Gambar 1. Proses pengembangan data warehouse

Data warehouse memiliki karakteristik
sebagai berikut:
1. Subject oriented
2. Integrated
3. Time variant
4. non volatile

SOA (Service Oriented Architecture)
SOA merupakan hasil evolusi dari arsitektur berbasis komponen, distributed object protocol, dan framework seperti .NET atau COM. SOA telah memungkinkan proses rapid deployment, business agility dan reuse. SOA bukanlah secara eksklusif berbicara teknologi saja, dan tidak hanya terbatas pada web service, namun dapat dianggap sebagai kombinasi dari consumer dan service yang berkolaborasi dan didukung oleh kumpulan kaidah batasan, prinsip dan standar . SOA memiliki 3 komponen dasar yaitu :
1.Consumer
2.Service
3.Intermediaries

SOA yang dikembangkan dengan baik harus memenuhi beberapa prinsip dasar, yaitu:
1. Loose Coupling
2. Interoperability
3. Reusability
4. Discoverability
5. Governance

Web Service

Web service merupakan salah satu implementasi teknologi SOA. Sebagai intermediate antara consumer dan service, digunakan teknologi akses web baik berupa HTTP, SMTP, FTP atau BEEP (Blocks Extensible Exchange Protocol). Arsitektur web service dapat dilihat dalam 4 layer service protocol stack.

Gambar 2. Web service protocol stack

Metodologi Business Dimensional lifecycle

Pengembangan data warehouse yang disesuaikan untuk kebutuhan bisnis dapat menggunakan pendekatan business life cycle. Salah satu pendekatan yang diusulkan oleh Ralph Kimball, ialah mengintegrasikan pengembangan dari 3 sudut pandang berbeda, yaitu teknologi, data dan aplikasi
dari pendekatan bisnis. Diagram berikut menggambarkan urutan dari kegiatan yang akan dilakukan untuk mendesain, membuat dan mengimplementasikan sebuah data warehouse yang aktif.

Gambar 3. Business dimensional lifecycle

Hasil yang diharapkan ialah terimplementasi nya model data warehouse yang lebih efektif, efisien, fleksibel, dengan skalabilitas dan keamanan tinggi dalam memenuhi kebutuhan analisa data eksekutif.
Kerangka konsep di atas dapat digambarkan dengan diagram sebagai berikut :

Gambar 4. Kerangka konsep

Kerangka konsep diatas dilandasi atas kebutuhan akan data warehouse yang akan digunakan sebagai sumber data untuk system informasi eksekutif dan penggunaan lain seperti informasi akademik untuk mahasiswa. Model data warehouse yang dimaksud harus skalabel (mudah dikembangkan dan diperluas) serta memudahkan pihak pengembang aplikasi. Berdasarkan kondisi riil, dimana data operasional telah disimpan dalam database, dan ketersediaan legacy EIS, penelitian ini akan mengkorporasikan teknologi data warehouse dan model service oriented architecture berupa web service dalam proses pengembangan prototipe. Model yang dimaksud merupakan sebuah data warehouse yang strukturnya
Dikembangkan secara spesifik untuk keperluan analisa. model tersebut akan menggunakan bentuk distribusi web service yang akan meningkatkan skalabilitas dan fleksibilitas penyebaran informasi. Hasil akhir berupa prototipe model data warehouse dengan metode distribusi web service akan melalui tahap testing ( user acceptance) dan implementasi untuk digunakan.

Hipotesis
Berdasarkan kajian teoritis dan kerangka berpikir yang telah dikemukakan peneliti menduga akan hasil yang didapat dari penelitian, yaitu:

Hipotesis pertama:

H0: Diduga model data warehouse dimensional dengan star join approach merupakan struktur yang sesuai untuk penelitian ini.

H1: model data warehouse star join memiliki kelebihan dalam respon query yang lebih baik dan berorientasi pada kebutuhan informasi.

Hipotesis kedua:

H0: Diduga penggunaan Service Oriented Architecture merupakan model distribusi data warehouse yang meningkatkan skalabilitas dan fleksibilitas pemanfaatan data warehouse.

H1: model data warehouse ini memanfaatkan middleware berupa web service sebagai penengah antara sumber data dengan aplikasi pengguna, sehingga tidak ada kontak langsung dengan sumber
data. Ini berarti aplikasi pengguna tidak perlu mengetahui arsitektur warehouse yang digunakan. Perubahan teknologi atau arsitektur data warehouse tidak mempengaruhi aplikasi. Format data yang
standar (XML) mempermudah desain dan pengembangan aplikasi yang akan mengakses data warehouse.

Instrumentasi
Instrumentasi utama dari penelitian deskriptif kualitatif ialah sang peneliti sendiri. Dalam hal ini peneliti akan melakukan langkah-langkah berikut:

1. Wawancara dengan semua key person terkait.

2. Identifikasi sistem terkomputerisasi yang tersedia, yaitu Infrastruktur, system informasi eksekutif, dan sistem database operasional. Untuk pelaksanaan pengembangan prototype dan testing, akan digunakan alat bantu dan komponen berupa DBMS MySql, Apache, SqlYog, WSF/PHP, Ms Office, Toad, Oracle server, SQL architect, Mondrian-Wabit dan Geany.

Arsitektur sistem dan testing
Arsitektur data
Arsitektur berikut menggambarkan stuktur, hubungan, dan arus data dalam sistem data warehouse yang akan dikembangkan.

Gambar 5. Rancangan arsitektur data

Arsitektur Infrastruktur
Arsitektur berikut menggambarkan hubungan infrastruktur untuk sistem data warehouse yang akan dikembangkan.

Gambar 6. Rancangan arsitektur

Testing
Testing yang akan dilakukan ialah white boxtesting. Teknik ini mengacu pada pelaksanaan uji coba sistem dengan pengetahuan internal dari sistem itu sendiri. Analisa akan dilakukan dengan melakukan
pemeriksaan code, struktur, dan test case. Testing struktur data warehouse akan memanfaatkan Mondrian-Wabit, sedangkan testing arsitektur distribusi data akan dilakukan dengan pemanggilan fungsi web service dari script PHP dan aplikasi vb.net.

Proses ETL Data Warehouse
Data warehouse yang telah dikembangkan akan dipopulasi dengan data. Berikut ialah kerangka proses ETL yang dilakukan:

Gambar 7. Proses ETL data warehouse

Pengembangan Model Distribusi Web
Service.
Model distribusi data warehouse yang akan dikembangkan berbasis web service dengan framework WSF/PHP. Pola kerja arsitektur dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 8. Arsitektur web service dan data warehouse

Web service dikembangkan dalam bentuk file PHP dengan format yang disesuaikan dengan framework. Untuk prototipe ini, dikembangkan contoh 6 service. Jumlah dan isi service ditentukan oleh kebutuhan informasi yang dibutuhkan oleh EIS yang dapat ditambahkan kemudian. Web service pada penelitian ini dapat diakses menggunakan SOAP (Simple Object Access Protocol) dengan transport layer http. Tiap client yang mengakses harus membuat instance dari kelas WSClient dan mengirim XML format request. Untuk dapat digunakan aplikasi desktop, sebuah consumer bertindak sebagai intermediate untuk mengembalikan format XML.

Implikasi Penelitian
Aspek manajerial
Dari sisi manajerial, pemanfaatan data warehouse dengan distribusi web service memberikan beberapa perubahan pada proses bisnis analisa data. Pihak manajemen dapat langsung menganalisa informasi yang disediakan data warehouse, ini memberikan peningkatan kualitas informasi yang dijadikan basis pengambilan keputusan.
Pihak manajemen juga dapat mengurangi campur tangan pengembang EIS dari akses skema data yang tidak berhak. Tanggung jawab pengembangan dan web service menjadi terpisah dari EIS.

Aspek sistem
Dari sisi sistem, keuntungan utama ialah adanya data warehouse yang terpisah dari data operasional, sehingga meningkatkan kesederhanaan proses retrieve data dan peningkatan kinerja sistem. Skalabilitas dari sistem menjadi lebih baik, karena jika ada perubahan teknologi atau perubahan struktur pada sisi data warehouse, tidak akan mempengaruhi aplikasi pengguna (tidak perlu dilakukan perubahan). Penggunaan web service sebagai intermediate antara data warehouse dan aplikasi pengguna meningkatkan modularitas dan fleksibilitas dari data yang disajikan. Aplikasi yang memanfaatkan data tidak perlu terkoneksi langsung dengan database, dan tidak terikat pada bentuk legacy dari koneksi yang ada.
Jenis aplikasi yang memanfaatkan data tidak tertutup hanya pada EIS, namun pada aplikasi lain yang perlu menampilkan informasi yang terkait (misalnya informasi HSK online untuk mahasiswa). Lebih lanjut, penggunaan web service yang bertindak sebagai logic layer (atau business layer) memudahkan pengembangan aplikasi, karena aplikasi hanya perlu memanggil service yang telah disediakan. Aturan dan ketentuan untuk mengakses data menjadi berubah, dimana aplikasi EIS tidak boleh mengakses data warehouse secara langsung.

Kesimpulan

Berdasarkan pengembangan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa sebuah data warehouse secara khusus untuk kepentingan analisa akan memberikan beberapa kelebihan berikut:

1. Model data warehouse dengan star join approach merupakan struktur data warehouse yang relative mudah diadaptasi sesuai dengan kebutuhan analisa data.

2. Peningkatan skalabilitas dan fleksibilitas. Dengan menggunakan web service sebagai perantara antara data warehouse dengan aplikasi pengguna, terjadi peningkatan skalabilitas dan fleksibilitas (Pengembang EIS tidak perlu memiliki akses langsung data warehouse).

3. Penyusunan laporan yang lebih efektif. Dengan adanya data warehouse, pihak pengembang EIS tidak perlu mengakses langsung data operasional dan menarik data dari puluhan tabel relasional.

4. Memudahkan penemuan “pola” baru. Dengan model data warehouse dimensional, end user dapat dimudahkan untuk menemukan pendekatan baru melakukan analisis yang sebelumnya tidak mudah ditemukan jika data masih dalam bentuk relasi operasional.

Saran

Setelah melaksanakan penelitian, peneliti memiliki beberapa saran yang berkaitan
dengan sisi manajemen, sistem, dan studi lanjutan.
1. Dari sisi manajemen, data warehouse yang terbentuk dapat di pergunakan secara optimal bila ada maintenance dan pengembangan, sesuai dengan siklus hidup sistem, oleh karena itu diperlukan susunan dan pembagian kewenangan yang jelas untuk tugas itu.

2. Dari sisi sistem, untuk meningkatkan kualitas dari kebijakan pihak eksekutif, model data warehouse yang ada dapat dikembangkan, baik dari sisi jumlah laporan, maupun penambahan star join baru yang dapat mengikut sertakan aspek-aspek tambahan dalam evaluasi pendidikan.

Sumber :
ISSN 2085-725X "http://pascasarjana.budiluhur.ac.id/wp-content/uploads/J-Christian_TM_Vol2No2.pdf"

NAMA : NUR SAID RAMADHAN
NPM : 16113630
KELAS : 2KA12