Jumat, 01 Juli 2016

Tugas Bahasa Indonesia M4

Nama : Nur Said Ramadhan
Jurusan : Sistem Informasi
Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi
Email: sipoy105@gmail.com

Download File : Disini

Jumat, 06 Mei 2016

Tentang Laporan Ilmiah

1.      Laporan Ilmiah
Laporan ialah suatu wahana penyampaian berita, informasi, pengetahuan, atau gagasan dari seseorang kepada orang lain. Laporan ini dapat berbentuk lisan dan dapat berbentuk tulisan. Laporan yang disampaikan secara tertulis merupakan suatu karangan. Jika laporan ini berisi serangkaian hasil pemikiran yang diperoleh dari hasil penelitian, pengamatan ataupun peninjauan, maka laporan ini termasuk jenis karangan ilmiah. Dengan kata lain, laporan ilmiah ialah sejenis karangan ilmiah yang mengupas masalah ilmu pengetahuan dan teknologi yang sengaja disusun untuk disampaikan kepada orang-orang tertentu dan dalam kesempatan tertentu.
Laporan Ilmiah adalah laporan yang disusun melalui tahapan berdasarkan teori tertentu dan menggunakan metode ilmiah yang sudah disepakati oleh para ilmuwan (E.Zaenal Arifin,1993).
Dan menurut Nafron Hasjim & Amran Tasai (1992) Karangan ilmiah adalah tulisan yang mengandung kebenaran secara obyektif karena didukung oleh data yang benar dan disajikan dengan penalaran serta analisis yang berdasarkan metode ilmiah.
Laporan ilmiah adalah bentuk tulisan ilmiah yang disusun berdasarkan data setelah penulis melakukan percobaan, peninjauan, pengamatan, atau membaca artikel ilmiah.
Berikut ini adalah beberapa hal yang harus diperhatikan tentang laporan ilmiah :
1.      Kegiatan menulis laporan ilmiah merupakan kegiatan utama terakhir dari suatu
kegiatan ilmiah.
2.      Laporan ilmiah mengemukakan permasalahan yang ditulis secara benar, jelas, terperinci, dan ringkas.
3.      Laporan ilmiah merupakan media yang baik untuk berkomunikasi di lingkungan akademisi atau sesama ilmuwan.
4.      Laporan ilmiah merupakan suatu dokumen tentang kegiatan ilmiah dalam memecahkan masalah secara jujur, jelas, dan tepat tentang prosedur, alat, hasil temuan, serta implikasinya.
5.      Laporan ilmiah dapat digunakan sebagai acuan bagi ilmuwan lain sehingga syarat-syarat tulisan ilmiah berlaku juga untuk laporan.
6.      Laporan ilmiah, umumnya, mempunyai garis besar isi (outline) yang berbeda-beda, bergantung dari bidang yang dikaji dan pembaca laporan tersebut. Namun, umumnya, isi laporan terdiri atas tiga bagian, yaitu pendahuluan, isi, dan penutup.
2.      Unsur-unsur Kerangka Laporan
Kerangka laporan terdiri dari :

1.     Halaman judul
Biasanya terdiri dari 3 atau 4 bagian yang disusun dari atas bawah sebagai berikut :
Judul laporan terdiri dari subjek, yang ingin di sampaikan dalam bentuk laporan, dan Judul laporan harus berbeda dari judul buku. misalnya, “Laporan tentang”, “Laporan Kemajuan tentang”, “Laporan Tahunan tentang”, “Penelitian tentang” dan lain-lain.

Contoh judul laporan :
Laporan tentang
SURVAI PENDAHULUAN
PENGELOLAAN PASCAPANEN TANAMAN PADI
di daerah
KABUPATEN JAWA BARAT

2.     Nama dan Identitas Penerima Laporan
Dalam unsur ini biasa nya dalam laporan tidak selalu ada, namun jika dalam laporan tercantum, maka harus didahului dengan kata-kata “Diserahkan kepada”. Apa bila penerima laporan memiliki kedudukan resmi maka harus dicantumkan kedudukannya.

Contoh : 
Prof.Dr. Satrio Putro, Direktur
Perencanaan Lingkungan Hidup

3.     Nama dan Identitas Penulis
Untuk membuat nama penulis harus dimulai dengan kata “oleh” dan diikuti dengan gelar.

Contoh :                                    
Oleh
Purnawarman
Insinyur Konsultan
dan
Priambudi Laksono
Insinyur Perencana


4.     Tempat dan Tanggal
Untuk penulisan ini harus berada dibagian bawah halaman ditulis dengan tempat dan tanggal dalam 2 baris terpisah.

Contoh :                
Mataram, N.T.B
20 Maret 1999

Contoh hasil laporan yang disatukan :

Laporan tentang
SURVAI PENDAHULUAN
PENGELOLAAN PASCAPANEN TANAMAN PADI
di daerah
KABUPATEN JAWA BARAT

Diserahkan kepada
Prof.Dr. Satrio Putro, Direktur
Perencanaan Lingkungan Hidup
di Jakarta
Oleh
Purnawarman
Insinyur Konsultan
dan
Priambudi Laksono
Insinyur Perencana
Mataram, N.T.B. 20 Maret 1999


3.     Manfaat penyusunan Laporan

Manfaat yang diperoleh dalam kegiatan laporan, yaitu :
a.     Sebagai dasar penentuan kebijakan dan pengarahan pimpinan
b.    Sebagai bahan penyusunan rencana kegiatan
c.     Untuk mengetahui perkembangan dan proses dalam peningkatan kegiatan
d.    Untuk dapat memberikan sejarah perkembangan satuan yang bersangkutan dan lain-lain.


Sedangkan manfaat bagi pihak-pihak yang terkait yaitu :
a.       Bagi Ilmu Pengetahuan
Diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan keilmuan yaitu dapat dijadikan bahan acuan untuk penelitian atau laporan selanjutnya.
b.      Bagi perusahaan
Memberikan informasi kepada perusahaan tentang laporan yang diteliti dan memberikan masukkan dalam laporan yang disampaikan oleh penulis.
c.       Bagi peneliti
Bagi peneliti ini diharapkan bermanfaat sebagai bentuk penerapan displin ilmu yang telah didapat selama mengikuti perkuliahan dan untuk menambah wawasan dan pengetahuan khusus.
d.      Bagi pihak lain
Sebagai bahan acuan, pertimbangan, dan pilihan dalam laporan yang akan dipilih atau digunakan dalam ilmiah.

4.      Penyajian Lisan
Cara Mempublikasikan Laporan Penelitian:
Dapat dengan cara visualisasi hasil penelitian dengan menggunakan media poster pada acara simposium, seminar, workshop, lalu dengan audio visual slide proyektor,dll, dan dapat juga melalui artikel jurnal, kolom artikel di media massa, laporan program evaluasi atau bahkan publikasi melalui buku.

Media poster
Keunggulannya:
·         Jika poster ditampilkan secara tepat akan efektif dalam menyajikan ringkasan hasil penelitian, dengan teks yang berwarna yang disertai dengan gambar yang mejelaskan teks tersebut.
·         Pembaca dapat membaca dengan kecepatan masing-masing, berhenti beberapa lama pada poster yang menarik, lalu bergerak segera dari poster yang tidak menarik.
·         Poster peneliti didampingkan dengan poster hasil penelitian, dengan demikian wajah author dapat mudah dikenali dan pembaca yang menginginkan keterangan lebih jauh dapat mencari si peneliti untuk berdialog.

Selain dengan cara-cara tersebut, terdapat metode lain:

Metode berbentuk konferensi akademisi dan professional.
Kelebihannya:
·         Dapat menyampaikan secara lebih mendalam materi daripada dengan metode penyajian melalui poster.
·         Peneliti dapat memukau audien dengan hasil penelitian

Panduan untuk Membantu Menyiapkan Presentasi Lisan:
1.      Ketahui audiennya
2.      Presentasi yang tertata dan focus
3.      Panduan berikut untuk membantu anda menyiapkan presentasi lisan:
Ketahui audiennya. Tentu saja berbeda menyajikan data penelitian ke sarjana strata 1, strata 2 dan praktisi di bidangnya. Dari audien yang berbeda tujuan anda adalah member I satu atau dua pont penting untuk diingat. Perlu diingat dari mereka yang hadir hanya bias mengingat beberapa point penting, mereka tidak akan ingat detail hasil penelitian. Dengan hanya memberikan satu atau dua pont penting mereka akan mendapat informasi yang dapat diingat dan berguna pada aktifitas profesionalnya.
4.      Presentasi yang Tertata dan Fokus
Isi dari presentasi sudah seharusya mengikuti panduan umum yang sering digunakan dalam menyajikan laporan penelitian.  Pendahulan (review literature), metode, hasil dan kesimpulan. Informasi latar belakang dan metode disajikan secara cukup agar audien dapat mengerti tujuan penelitian. Dalam penyampaian secara lisan titik tekannya adalah hasil dan kesimpulan penelitian yang menjadi focus utama dalam presentasi.
5.      Ingat Batas Waktu Presentasi
Ingat audien tidak memaafkan kelebihan waktu yang tersedia untuk peneliti, namun audien akan memaafkan  waktu jeda peneliti,  kehilangan kata untuk berfikir, dan kesalahan lain dalam menyajikan seraca lisan. Selain itu, hargai waktu peneliti lain dan panitia. Jika waktu yang ditentukan panitia tidak cukup, hubungi panitia sebelum hari presentasi. Buat peresentasi sejelas mungkin, singkat dan sukses.
6.      Gunakan Alat Bantu Visual
Alat bantu visual wajib hadir 99%. Huruf berukuran besar  pada slide presntasi anda adalah penting. Saat ini ruang-ruang konferensi sudah dilengkapi dengan alat visual seperti slide proyektor. Aakan lebih baik bila anda mentes terlebih dahulu slide presentasi anda untuk mengukur keterbacaan alat visual tersebut kepada audien.
7.      Pengantar Praktek Presentasi Lisan
Pertahankan kontak mata. Anda dapat sekali-kali melihat catatan, lalu secara regular anda tetap menatap audien.  Pastikan tatapan mata nada pada semua sisi audian yang ada di ruangan. Kontak mata dapat mendorong perhatian dan  partisipasi audien. Namun perlu diperhatian, bawalah audien ke diri anda sebagai pembicara atau peneliti, tidak saja pada lat visual anda.
Gunakan suara nyaring anda. Suara anda dalam berbicara harus lebih nyaring dan mendalam dari percakapan sehari-hari.  Jika anda berbicara tanpa microphone pastikan suara anda terdengar pada deret bangku yang paling belakang.
8.      Memoderasi Bicara dengan Catatan
Sedikit pembicara professional yang suskse tanpa catatan, namun hal ini seringkali tidak sukses karena kurang persipan, Jadi siapkanlah rancangan pidato. Beberpa orang  menyukai menuliskan keseluruhan apa yang akan disajikan atau dibicarakan. Sebagian lagi hanya membuat point-point atau rancangan presentasi. Keduanya adalah metode yang baik untuk mengingatkan beberapa ide penting dari presentasi tak terlewat.
9.      Memadukan gaya percakapan dan Gaya professional
Pembicara dengan gaya percakapan melulu dapatdikatakan tidak professional, demikian juga sebaliknya.  Pembicara yang baik dapat memadukan kedua gaya tersebut. Metode yang aman adalah pada wala presentasi gunakan cara professional bicara langsung tentang inti penelitian, dan pada akhir sesi dsertai dengan humor , informal dan disisipi komentar percakapan.
10.  Menyajikan penelitian dalam bentuk naskah
Ada dua katagori umum dalam menuangkan penelitian dalam  naskah penelitian tertulis yakni jurnal akademik dan laporan penelitian untuk klien atau organisasi. Melalui jurnal akadfemik anda menuliskan untuk professor udan mahasiswa . Sedangkan melalui laporan penelitian anda meulis untuknpengurus organisasi atau pimpinan yang mempunyaio latar belakang berbeda dalam metode penelitian. Tujuan utama penulisan laporan penelitian untuk klien atau organisasi adalah untuk perencanaan strategis. Dalam seksi ini kenalkan karakteristik menulis penelitian social. Dan kemudian tunjukan bagaimana menulis penelitian kualitatif dan kuantitatif .
11.  Karakteristik Penulisan Ilmu Sosial
Karakteristik ini membutuhkan konsistensi. Gaya tulisanya bagaimana pembaca mudah mendapatkan informasi. Informasit tertentu harus tersedia dalam  laporan penelitian social.  Kriteria ini juga mensyararatkan kemungkinan untuk mereplikasi penelitian dan membandingkan hasil yang kontradiktif.  Format yang lugas membantu mempresentasikan hasil peneltian serta menjga validitas dan keandalan hasil penelitian ilmu sosial.
Karakter pertama dari naskah hasil penelitian social adalah memiliki paragraph yang lebih pendek dari naskah humanities.  Kedua, kalimat-kalimatnya menggunakan kaliamat “wajar-wajar saja” pada intonasi kalimat atau pada isi kalimat. Ketiga ilmuan social menerapkan kalimat pasif. Kalimat pasif menekankan pada tingkah laku dan pengamatan daripada pengamatan subjektif. Gunakan argumentasi persuasif  dengan mengkontruksi bukti-buti empric pada data penelitian.



Sumber    :




Minggu, 17 April 2016

ASPEK PENALARAN DALAM KARANGAN ILMIAH

Penalaran (reasioning) adalah suatu proses berpikir dengan menghubung-hubungkan bukti, fakta atau petunjuk menuju suatu kesimpulan. Dengan kata lain, penalaran adalah proses berpikir yang sistematik dalan logis untuk memperoleh sebuah kesimpulan. Bahan pengambilan kesimpulan itu dapat berupa fakta, informasi, pengalaman, atau pendapat para ahli (otoritas).

Menulis Sebagai Proses Penalaran
Menulis merupakan proses bernalar. Dimana pada saat kita ingin menulis sesuatu tulisan baik itu dalam bentuk karangan atau pun yang lainnya, maka kita harus mencari topiknya terlebih dahulu. Dan dalam mencari suatau topik tersebut kita harus berfikir, maka pada saat kita berfikir tanpa kita sadari kita sendiri telah melakukan proses penalaran karena saat berfikir kita menghubung-hubungkan berbagai fakta, membandingkan dan sebagainya.

Penalaran Induktif dan deduktif dalam karya ilmiah
Penalaran Induktif
Penalaran induktif adalah cara berpikir dengan menarik kesimpulan umum dari pengamatan atas gejala-gejala yang bersifat khusus. Misalnya pada pengamatan atas logam besi, alumunium, tembaga dan sebagainya. Jika dipanasi ternyata menunjukkan bertambah panjang. Dari sini dapat disimpulkan secara umum bahwa logam jika dipanaskan akan bertambah panjang. Biasanya penalaran induktif ini disusun berdasarkan pengetahuan yang dianut oleh penganut empirisme.
Contoh penalaran induktif adalah :
àkerbau punya mata. anjing punya mata. kucing punya mata
:. setiap hewan punya mata
Penalaran induktif membutuhkan banyak sampel untuk mempertinggi tingkat ketelitian premis yang diangkat. untuk itu penalaran induktif erat dengan pengumpulan data dan statistik.
Selanjutnya pengertian penalaran induktif menurut Tim Balai Pustaka (dalam Shofiah, 2007 :14) istilah penalaran mengandung tiga pengertian, diantaranya :
  1. cara (hal) menggunakan nalar, pemikiran atau cara berfikir logis.
  2. Hal mengembangkan atau mengendalikan sesuatu dengan nalar dan bukan dengan perasaan atau pengalaman.
  3. Proses mental dalam mengembangkan atau mengendalikan pikiran dari beberapa fakta atau prinsip.
Untuk jenis – jenis penalaran induktif dapat dibaca di Penalaran Ilmiah
Penalaran deduktif
Penalaran Metode Deduktif adalah metode cara berfikir yang di mulai dari menarik kesimpulan dari hal yang umum yang mengarah kepada kesimpulan yang khusus dengan cara menghubungkan data-data  nya , dengan contoh :
Premis 1 : Semua mahluk hidup adalah ciptaan Tuhan (U)
Premis 2: Manusia adalah mahluk hidup (U)
Kesimpulan : Manusia adalah mahluk ciptaan Tuhan
Untuk jenis – jenis penalaran deduktif dapat dibaca di Penalaran Ilmiah

Isi Karangan
Bagian isi ialah bagian inti dalam karya ilmiah yang meliputi bab pendahuluan, bab landasan teoretis, bab objek lokasi penelitian (khusus praktik kerja), bab pembahasan (analisis data), dan bab penutup. Dengan kata lain, bagian isi merupakan penelitian si penulis.
Bab pendahuluan memuat penjelasan atau pengantar tentang isi karangan ilmiah. Bab ini juga memuat landasan kerja dan arahan dalam penyusunan karangan ilmiah.
Pada bagian ini, diuraikan (a) masalah yang akan diteliti, (b) contoh masalah, (c) penjelasan tentang dipilihnya masalah ini bagi penulis atau pun bagi orang lain, dan (d) argumentasi yang logis antara data (realitas) dan teori (harapan).
Identifikasi masalah merupakan garis besar yang akan diteliti atau diuraikan. Identifikasi masalah ini disajikan dalam bentuk pertanyaan. Akan tetapi, pembatasan masalah merupakan bagian yang menyempitkan atau  membatasi pokok permasalahan sehingga kajian tidak terlalu luas dan abstrak.
Tujuan penelitian merupakan sasaran yang akan dicapai atau dihasilkan dalam penelitian ini(harus sejalan dengan identif ikasi masalah), sedangkan kegunaan penelitian merupakan penegasan tentang manfaat yang akan dicapai baik secara teoretis maupun secara praktis.
Kerangka teori berisikan prinsip-prinsip teori (dari para ahli) yang dijadikan dasar untuk menganalisis data.
Penelitian ilmiah harus menerapkan metode dan teknik penelitian. Metode penelitian ialah seperangkat alat yang tersusun secara sistematis dan logis, sedangkan teknik penelitian ialah tata cara melakukan setiap langkah-langkah metode penelitian.
Lokasi penelitian ialah tempat penelitian dilaksanakan. Lamanya penelitian dapat dilakukan dengan membuat rencana atau jadwal kegiatan penelitian.
Penelitian ilmiah harus menyajikan sekaligus memaparkan sumber data. Sumber data ini merupakan bahan yang diteliti. Jika penelitian ini berasal dari buku, misalnya, novel, majalah, surat kabar, tabloid, identitas sumber data tersebut harus dicantumkan. Jika sumber data itu banyak dan beragam, dapat digunakan sampel dan populasi.

Fakta sebagai unsur dasar penalaran karangan
Fakta (bahasa Latin: factus) ialah segala sesuatu yang tertangkap oleh indra manusia atau data keadaan nyata yang terbukti dan telah menjadi suatu kenyataan. Sedangkan menurut KKBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia, mengartikan Fakta sebagai hal (keadaan atau peristiwa) yang merupakan kenyataan, sesuatu yang benar – benar ada atau terjadi.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa fakta adalah sesuatu hal yang benar – benar terjadi dan nyata yang dibantu dengan adanya bukti konkrit. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penalaran adalah proses pemikiran untuk memperoleh kesimpulan yang logis berdasarkan fakta yang relevan. Dengan kata lain, penalaran adalah proses penafsiran fakta sebagai dasar untuk menarik kesimpulan.

Sumber:
  1. http://tugasbudi.blogspot.co.id/2012/03/penalaran-dalam-menulis-sebuah-karya.html
  2. https://apriyantiweny.wordpress.com/2015/04/23/menulis-sebagai-proses-penalaran/
  3. http://bachtiarseptiadi.blogspot.co.id/2012/12/penalaran-induktif.html
  4. http://jimmyprianto.blogspot.co.id/2015/03/penalaran-deduktif_23.html
  5. https://luckyfication.wordpress.com/2012/09/24/intiisi-karangan-ilmiah/
  6. http://blogdwi19.blogspot.co.id/2015/04/fakta-merupakan-unsur-dasar-dari.html
  7. https://christineflorencia.wordpress.com/2015/11/13/aspek-penalaran-dalam-karangan-ilmiah/

Rabu, 16 Maret 2016

Berpikir Induktif

Induksi adalah cara mempelajari sesuatu yang bertolak dari hal-hal atau peristiwa khusus untuk menentukan hukum yang umum (Kamus Umum Bahasa Indonesia, hal 444 W.J.S.Poerwadarminta. Balai Pustaka 2006)
Induksi merupakan cara berpikir dimana ditarik suatu kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat individual. Penalaran secara induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan-pernyataan yang mempunyai ruang lingkup yang khas dan terbatas dalam menyusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum (filsafat ilmu.hal 48 Jujun.S.Suriasumantri Pustaka Sinar Harapan. 2005).
berpikir induktif